Cara mengatasi marah dalam Islam
بـــسم الله الرحمن الرحيم
Siapa yang
tidak pernah marah? semua orang pasti pernah mengalami yang namanya marah. Baik
muda, tua, laki laki, anak anak, maupun remaja.
Marah itu
tidak dilarang. boleh saja kita marah, Karena marah memang adalah tabiat manusia. namun tidak boleh berlebihan juga dan tetap ada batasannya. Tidak ada manusia yang tidak memiliki rasa marah.
Kalaupun ada orang yang terlihat tidak marah, itu hanya Dzohirnya saja, tapi
didalam hati nya pasti ada rasa tidak suka (baca:mangkel).
Solusinya?
Cara terbaik
meredakan emosi atau marah menurut Irma, yang pernah menangani lebih 5000
klien yang mempunyai masalah emosi, adalah dengan cara bicara baik baik dengan
orang yang dikesali.
Semisal ada
orang namanya A, anda kesal dengan si A tersebut, maka anda harus berkata
kepada si A bahwa anda tidak menyukai perilakunya. Tapi, anda harus
mengatakannya dengan otak yang dingin, hati yang dingin, dan tidak emosi.
Jangan malah
di bentak bentak, dimarahi, dicerca atau mengatakannya dengan emosi yang
membara bara. Ini malah tidak akan menyelesaikan masalah.
Maka dari
itu, jika anda marah atau dimarahi bersabarlah, lebih lebih orang yang
dikesalinya adalah keluarga anda sendiri. Anda pasti tidak maukan rumah tangga
anda menjadi kacau karena kesullitan mengkontrol emosi?. Maka dari itu
bersabarlah dan doakanlah semoga orang yang dikesalinya itu bisa lembut
hatinya.
Tuntunan marah dalam Islam
Ada beberapa
firman Allah yang menjelaskan tentang marah diantaranya Surah Ali Imran ayat
134 yang artinya
“... dan orang orang yang menahan
amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang orang yang
berbuat kebaikan.”
Dan juga terdapat di Asy
Syuura ayat 37.
Tidak di Al
Qur’an saja, bahkan di hadis nabi juga ada yang menerangkan tentang marah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ada
seorang laki laki berkata kepada Nabi: “Berilah aku wasiat!”. Beliau menjawab, “Engkau
jangan marah!”. Orang itu mengulangi permintaanya berulang ulang, kemudian Nabi
bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR Bukhari)
Menurut
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari, hadits diatas tidak
melarang semua orang untuk marah.
Kenapa?, Karena
seperti yang sudah dijelaskan di atas (pembukaan) marah adalah tabiat manusia
dan tidak bisa dihilangkan, tapi bisa diminimalisir.
Sedangkan maksud
hadits diatas adalah marah karena hawa nafsu. Jika kita ingin marah jangan
berlebihan sampai sampai tidak bisa dikontrol, tapi sewajarnya saja.
Beberapa
hadits tentang marah diantarannya:
Pertama, “Barangsiapa yang dapat menahan
amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di
hadapan segenap makhluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari surga
dan menikahkannya dengan siapa yang ia kehendaki.” (Riwayat Ahmad).
Kedua, Jika seseorang yang marah mengucapkan
أعوذ بالله
Niscaya akan
reda kemarahannya. (Riwayat Ibu’Adi dalam Al Kaamil.)
Ketiga, “Ajarilah, permudahlah, dan jangan
menyusahkan. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.”
(Riwayat Ahmad).
Keempat, “Jika salah seorang di antara kalian
marah ketika berdiri, maka hendaklah ia
duduk. Apabila marahnya tidak hilang juga, maka hendaklah ia berbaring.”
(Riwayat Ahmad).
Dalam kitab
Mausu’atul Aadab al Islamiyah, Syaikh Sayyid Nada menambahkan, jika ada orang
marah, hendaknya orang tersebut segera berwudlu’ atau mandi agar gejolak
amarahnya bisa mereda.
Kenapa begitu? Ya, karena marah adalah api
setan yang mengakibatkan mendidihnya darah dan panasnya urat saraf, sedangkan
api bisa dipadamkan (hanya) dengan air.
والله اعلم
Post a Comment for "Cara mengatasi marah dalam Islam"
Mohon berkomentar dengan sopan